Rabu, 23 Maret 2011

Pendahuluan Metode Numerik

    Konsep dasar numerik
    Metode numerik :
    Teknik yang digunakan untuk merumuskan masalah matematis agar dapat dipecahkan menggunakan operasi hitungan
    Ciri : semus mrtode numerik mencakup sejumlah besar perhitungan yang bentuknya serupa
    Alat bantu : - kalkulator
    • Komputer
    Pemahaman suatu metode :
    Dengan menjalankan metode untuk beberapa langkah pertama
    Nilai eksak dan hampiran
    Contoh : luas lingkaran dengan jari2 r
    Nilai sejati = πr² (π = 3,1415926…)
    Nilai hampiran = 22/7r² (22/7 = 3,1428571)
    Terdapat dua cara penyelesaian masalah matematika :
  1. Analitis --> ciri : jawaban berupa nilai eksak
  2. Numerik --> ciri : jawaban berupa nilai hampiran
  3. Galat/error/kesalahan
    Timbul sebagai akibat penggunaan hampiran untuk menyatakan besaran/operasi matematika
    Definisi :
    Galat adalah selisih antara nilai eksak/sejati dengan nilai hampiran
    Cara penulisan galat
    Misal a = niali eksak
    a* = nilai hampiran
    Galat sejati = E = a - a*
    Galat mutlak = |E| = |a - a*|
    Galat relatif = |e| = |(a - a*)/a|
    Jenis galat
  4. Galat bawaan :
  5. Adalah galat yang sudah ada/melekat pada bilangan/data. Terdapat pada bilangan yang berupa hasil pengukuran, misalnya mengukur panjang, menimbang berat.
  6. Galat proses :
  7. Timbul sebagai akibat operasi hitungan. Ada 2 jenis galat proses :
    1. Galat pembulatan
    Timbul akibat penggunaan hampiran utnuk menyatakan bilangan (sehari2 dikenal sebagai pembulatan bilangan).
    Aturan pembulatan :
    • Pembulatan ke atas
    • Pembulatan pemenggalan
    Contoh :
    1. Pembulatan ke atas & pemenggalan
    A = 3,141592
    Pa ≈ 3,14
    --> galat pembulatan E = 0,001592
    1. X = 0,6666666
    Galat pembulatan ke atas
    Px ≈ 0,67
    |E| = 0,0033334
    Galat pembulatan pemenggalan
    Px = 0,66
    |E| = 0,0066666
    1. Galat pemotongan
    Timbul akibat penggunaan hampiran untuk suatu prosedur matematis
    Contoh :
    P = x - x³/3! + x⁵/5! - x⁷/7! + …
    Hp ≈ x - x³/3!
    Galat pemotongan E = x⁵/5! - x⁷/7! + …
    Galat total (dalam numerik) = gagal pembulatan + galat pemotongan
    Perambatan galat :
    Dalam melakukan operasi hitungan pada dua bilangan yang mengandung galat, hasilnya akan mengandung galat yang tergantung pada galat masing2 & jenis operasi
    Semakin banyak operasi dalam suatu prosedur, semakin cepat galat merambat
    Usaha mengurangi perambatan galat
  8. Mengubah rumus sehingga banyaknya operasi sesedikit mungkin
  9. Contoh :
    p(x) = x⁵ + 4x⁴ - 5x³ + 8x² - 2x + 9
    q(x) = ((( x + 4 ) . - 5). + 8). - 2). + 9
    |--> disebut bentuk perkalian bersarang
  10. Mengubah urutan operasi
  11. Dalam kasus nyata :
    • Yang diketahui hanyalah a*, sehingga besarnya galat E tidak dapat dihitung
    • Yang dapat dilakukan adalah menaksir besarnya galat, yaitu dengan cara memberi batas atas |E| ≤ ε ( ε = epsilon : bilangan positif kecil)
    • Dipilih proses yang menimbulkan galat sekeci mungkin & dengan menetapkan epsioln sehingga hampiran yang dipilh "baik"
    Jenis hitungan numerik
    1. Hitungan langsung :
    Melalui serangkaian operasi hitungan akan memberikan selesaian
    Contoh :
    1. Persamaa kuadrat : 2x² + 3x - 1 = -6 0
    ( -b ± √(b² - 4ac) ) / 2a
    1. Dua persamaan linier
    4x + y = 9
    2x + 5y = 18
    Substitusi/eliminasi
    1. Hitungan tak langsung/iteratif
    Hitungan yang mengandung pengulangan hitungan langsung
    Suatu hitungan iteratif terdiri atas 3 komponen
    • Tebakan awal
    • Skema iteratif
    • Kriteria penghentian
    Suatu hitungan iteratif selalu dimulai dengan tebakan awal, kemudian tebakan awal diperbaiki secara berulang melalui skema iteratif sehingga hampiran berikutnya lebih "baik", sampai diperoleh hampiran yang "memuaskan"
    Contoh hitungan iteratif
    Tebakan awal X₀ = 1
    Skema iteratif
    Xk+1 = ((xt + 3/xt) / 2), k = 0,1,2,3, …
    Kriteria penghentian
    Setelah hasil dua iterasi berurutan mempunyai empat angka dibelakang koma sama
    Iterasi 1 : k = 0, X1 = ((X0 + 3/X0) / 2) = 2
    Iterasi 2 : k = 0, X2 = ((X1 + 3/X1) / 2) = 1,75
    Tabel iterasi
    k
    Xk
    0
    1
    1
    2
    2
    1,75
    3
    1,7321429
    4
    1,7320508
    5
    1,7320508

2 komentar: